Guru diperiksa gara2 melakukan kampanye di sekolah

Perkembangan Politik di bima rupanya semakin tidak karuan saja hal ini terlihat dengan adanya berita guru-guru yang memanfaatkan kampanye damai pemilu indonesia 2009 di sekolahnya padahal kita tahu bahwa disekolah adalah tempat untuk belajar bukan untuk belajar memihak dan berikut ini beritanya:
Kota Bima, Sumbawanews. com.-
Dua guru SMAN 1 Kota Bima diperiksa Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Bima, Selasa (17/3), karena dilaporkan berkampanye di sekolah tersebut dengan membagikan stiker Caleg. Mereka adalah Harun Al Rasyid dan Syarifah. Setelah diperiksa Panwaslu, Harun dan Syarifah mengakui perbuatannya.
Ketua Panwaslu Kota Bima, Ir Khairudin M Ali, mengaku kejadian itu berawal dari laporan pesan layanan singkat (SMS) dari seseorang yang diterima Panwaslu. Lantas, laporan tersebut ditindaklanjuti di sekolah tersebut. Hasilnya, menemukan bukti indikasi adanya kampanye yang melibatkan dua guru itu. “Begitu menerima SMS Senin (16/3) kami langsung ke SMAN 1 Kota Bima dan juga menemukan ada stiker Caleg,” katanya kepada wartawan di Panda, Selasa (17/3).
Dikatakannya, istri Harun, Dra Siti Misbah, adalah Caleg atas nama di Dapil III Rasanae Timur dan Raba dan Syarifah, suaminya Caleg PPRN untuk Dapil VI DPRD Provinsi NTB. “Mereka berdua mengakui perbuatannya,” ujar Khairudin.
Syarifah yang juga guru bahasa Indonesia, ujarnya, mengaku membagikan stiker suaminya lantaran permintaan siswa. Harun membagikan amplop yang berisi stiker istrinya dan ditujukan kepada wali murid. “Kami juga memeriksa dua saksi, termasuk kepala sekolah Anas Tayeb yang mengaku tidak tahu hal tersebut,” terangnya.
Khairudin menjelaskan, bukti pengakuan saksi dan dua guru itu dinilai sudah cukup kuat. Oleh karena itu, mereka dinilai melanggar netralitas PNS, apalagi menjadikan sekolah tempat berkampanye. Mereka dinilai melanggar pasal 8 ayat 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 jo pasal 273 dengan ancaman hukuman minimal tiga bulan dan denda uang. Selanjutnya kasus itu akan dikoordinasikan dengan Setra Gakumdu.
Bagaimana reaksi Kepala SMAN 1 Kota Bima, Drs H Anas Tayeb? Kepada wartawan, dia mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Justru baru diketahuinya ketika Panwaslu datang ke sekolah menanyakan kejadian itu. “Sebenarnya hal ini tidak mungkin terjadi di sekolah, namun kalau terjadi maka diluar pengetahuan kami,” katanya di SMAN 1 Kota Bima, Selasa.
Dia mengaku sebelumnya sudah mengelar rapat kilat dengan guru-guru agar tidak berkampanye di sekolah. Bagi yang telanjur agar menghentikannya. “Saya sudah ingatkan agar tidak melakukan hal itu, harus hati-hati karena banyak elemen yang mengawasi kita,” ujarnya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Tulis pesan anda